Parenting

Kiat Polisi Menghadapi Anak Usia Dini

Ibu AKP Suswanti, Kanit Dikyasa Polres Metro Kota Bekasi bergambar bersama kepala TK dan tim guru (foto dok TK & PAUD Mutiara Al-Falah)
Ibu AKP Suswanti, Kanit Dikyasa Polres Metro Kota Bekasi bergambar bersama kepala TK dan tim guru (foto dok TK & PAUD Mutiara Al-Falah)
Ditulis oleh Bu Guru Siti

Polisi sebagai aparat penegak hukum, juga sekaligus mitra masyarakat. Selama ini sosok polisi bagi sebagian besar anak terutama kalangan anak usia dini adalah menakutkan dan galak. Atau mungkin bagi kita sebagai orang dewasa juga punya kesan yang sama terhadap polisi. Padahal polisi itu adalah mitra masyarakat, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Apa lagi sekarang ini seiring dengan terpisahnya kesatuan polisi dari tubuh TNI, maka polisi saat ini adalah polisi sipil yang perannya sebagai pelayan dan juga mitra masyarakat.

Salah satu tugas utama polisi yaitu mengatur lalulintas agar selalu tertib, tidak ada lagi kemacetan, ugal-ugalan, ngebut, nyerobot lampu merah sehingga terjadi kecelakaan. Apalagi akhir-akhir ini polisi direpotkan dengan adanya sekelompok geng motor, kelompok begal yang sangat meresahkan masyarakat. Tugas polisi itu sangat berat dan sangat repot, tapi ya….itulah tugas polisi. Perlu selalu berada di tengah masyarakat melalui berbagai interaksi. Salah satunya dalam bentuk sosialisasi pengenalan program Polisi Sahabat Anak (Polsanak) bagi anak usia dini.

Kamis, 19 Maret 2015 yang lalu, polisi berkunjung ke Taman Kanak-kanak Mutiara Al-Falah di komplek perumahan Graha Persada Elok, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi. Kebetulan sekolah inisaya sendiri kepala sekolahnya: Bunda Sitti Rabiah. Kunjungan ke sekolah ini adalah dalam rangka mensosialisasikan program Polisi Sahabat Anak (Polsanak). Kami sengaja mengundang bapak dan ibu polisi dari unitPendidikan dan Rekayasa (Dikyasa) Polres Metro Kota Bekasi, untuk mengenalkan tugas pokok dan tanggung jawab kepolisian, mengenalkan rambu-rambu lalulintas, cara dalam berkendaraan yang baik dan aman. Tentu saja, mereka sekaligus datang untuk bermain serta bersahabat dengan anak-anak sehingga tidak ada lagi yang merasa takut terhadap polisi.

Kedatangan Polisi di sekolah kami itu, disambut oleh anak-anak kami dengan berbagai tingkah laku yang lucu. Sebagian anak menyambut dengan riang, gembira serta ceria. Tapi ada juga sebagian yang menyambut dengan cara unik, yakni bersembunyi di WC atau kamar mandi, ada yang minta pulang dan bahkan ada yang menangis karena ketakutan. Ini mungkin terjadi karena murid-murid kami adalah tergolong anak usia dini.

Sebagai kepala sekolah, bunda melihat keadaan seperti ini jadi agak kuatir juga. Tapi Alhamdulillah, polisi sepertinya punya berbagai metode pendekatan yang mereka sudah pelajari sebelumnya. Polisi ternyata juga mempunyai ilmu jiwa anak ya? Weih keren….

Melihat tingkah laku anak-anak yang ketakutan seperti ini pada saat melihat polisi, ternyata setelah bunda tanya ke orang tua masing-masing, pada dasarnya sama jawaban mereka. Para orang tua mengaku sering menakut-nakuti anaknya akan citra polisi yang “galak”, tidak bersahabat dengan anak nakal jika anak mereka tidak mau makan, tidak mau mandi, tidak mau belajar dan masih banyak hal yang lain.

“Pokoknya kalau Si Adek gak mau makan, gak mau mandi, gak mau belajar, mau lapor ke polisi biar nanti Si Adek ditembak. Ayo makan, mandi terus belajar ya?” Anak-anak mereka akhirnya takut sama polisi karena kesalahan para orang tua juga dalam mendidik anak. Justeru menurut bunda, para orangtualah yang seharusnya dilaporkan ke polisi karena telah melakukan intimidasi terhadap anak mereka. Iya nggak? Kan sudah ada Undang-Undang Perlindungan Anak hehehe….

Pak Polisi sedang bermain dengan anak-anak (foto dok TK & PAUD Mutiara Al-Falah)

Pak Polisi sedang bermain dengan anak-anak (foto dok TK & PAUD Mutiara Al-Falah)

Punya Trik Tersendiri

Polisi menghadapi anak-anak yang ketakutan, ternyata sudah punya trik dan metode tersendiri yang memang sudah dipelajari sebelumnya. Hebat ya? Gak jauh beda dong sama guru yang harus bisa menjiwai anak. Metode polisi ternyata pendekatan dari hati ke hati, lalu mengajak bermain dan bernyanyi serta bertepuk.

Setelah anak sudah merasa nyaman, barulah polisi mengajak anak bagaimana berprilaku disiplin di jalan raya seperti menyebrang jalan dengan baik dan aman, memperkenalkan rambu-rambu lalin. Juga pendekatan dengan meminta anak memperkenalkan nama mereka masing-masing dengan meminta anak membaca namanya sendiri yang tertera di bagian dada seragam polisi yang dipakai anak. Akhirnya polisi memberikan kesan secara tidak langsung kepada anak-anak bahwa polisi itu tidak galak dan tidak perlu ditakuti. Singkatnya: polisi itu sahabat anak-anak.

Dengan adanya program Polsanak dari tim Dikyasa Polres Metro Kota Bekasi ini, kami para guru sangat berterima kasih kepada bapak Kapolres yang sudah menggagas program ini. Kami juga sangat mudah mengundang tim polisi ini untuk datang berkunjung ke sekolah tanpa mengeluarkan biaya satu senpun. Mereka dengan tulus dan ikhlas membantu kami guru-guru dan kepala sekolah. Alhamdulillah, mereka ini memang betul-betul mau bersahabat utamanya dengan anak-anak dan bermitra dengan masyarakat.

Pak Polisi melatih anak-anak menyeberang jalan di zebra cross (foto dok TK & PAUD Mutiara Al-Falah)

Pak Polisi melatih anak-anak menyeberang jalan di zebra cross (foto dok TK & PAUD Mutiara Al-Falah)

Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada beliau para bapak dan ibu polisi yang sudah datang berkunjung ke sekolah kami, masing-masing :

  1. Ibu Suswanti, AKP (Kanit Dikyasa).
  2. Bapak I Nyoman Pastika, IPDA (Panit I).
  3. Bapak Waluya, AIPTU (Kasubnit).
  4. Bapak Mulyadi, AIPTU (Kasubnit).
  5. Bapak Budiarto, BRIPKA (Anggota).
  6. Bapak Abdul Hakim, BRIGADIR (Anggota).
  7. Bapak Ridwan Arifin, BRIGADIR (Anggota).

Mudah-mudah tahun-tahun yang akan datang, justeru kamilah dari pihak sekolah dan murid-murid yang akan berkunjung ke kantor Polres Metro Kota Bekasi. Insya Allah. Amin Ya Rob. Nah inilah hasil reportase bunda di sekolah sendiri, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan utamanya yang membaca tulisan bunda ini. Terima kasih.

Tentang Penulis

Bu Guru Siti

Seorang ibu, juga seorang guru yang berusaha semaksimal mungkin mendedikasikan diri untuk mendidik putera-puteri Indonesia sepenuh hati dan menjaga sepenuh jiwa.

Berikan sebuah komentar