Rabu, 26 Oktober 2017 silam, di terik matahari siang hari saya berada di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat menghadiri acara “Forum Pembelajaran Inovasi Pasar Rakyat”.
Para awak media, blogger dan tamu undangan sudah berkumpul mengikuti acara ini. Akan tetapi sebelum acara dimulai, terlebih dahulu makan siang bersama.
Acara Anugerah Pancawara 2017 terselenggara berkat kerjasama Departemen Perdagangan dengan Yayasan Danamon Peduli serta Majalah SWA.
Setelah makan siang usai, acara dimulai dan dibuka oleh Tjahya Widayanti Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, sekaligus memberikan sambutan. Dalam acara ini, hadir juga Bayu Krisnamurthi Ketua Dewan Pembina Yayasan Danamon Peduli serta Restu Pratiwi Ketua Umum Yayasan Danamon Peduli (YDP).
Pemberikan penghargaan Anugerah Pancawara diberikan kepada penggerak Pasar Rakyat atau Pasar Tradisional yang berhasil mengelola, mengembangkan dan melakukan inovasi demi kemajuan Pasar Rakyat di Indonesia.
Saat pengumuman siapa pengelola pasar yang meraih penghargaan Anugerah Pancawara 2017, semua peserta undangan, menyimak secara seksama dan para pengelola pasar yang hadir saat itu, spertinya tegang dan deg-degan menunggu pengumuman tersebut. Berikut ini nama pasar rakyat yang menerima penghargaan.
1. Kategori Pasar Rakyat Pemerintah Daerah Tipe I dan II diraih oleh Pasar Rejowinangun dengan inovasi “Pengembangan Pasar rakyat Sebaai Ruang Sosial Budaya”.
2. Kategori Pasar Rakyat Pemerintah Daerah Tipe III dan IV diraih oleh Pasar Sindhu Sanur dengan inovasi “Swakelola dan Pengembangan Wisata Kuliner Malam”.
3. Kategori Pasar Rakyat Perusahaan Daerah/BUMD diraih oleh Tim Pasar Koja Baru, PD Pasar Jaya dengan inovasi “Pengelolaan sarana – prasarana Pasar secara Sinergis”.
Anugerah Pancawara ini, diberikan kepada pengelola pasar yang selalu melakukan inovasi untuk memajukan dan mempertahankan serta mengelola dengan baik, untuk kemajuan pasar yang selama ini dianggap kumuh, jorok becek dan banyak pula premannya.
Restu Pratiwi mengatakan bahwa, Anugerah Pancawara ini diberikan untuk mendorong upaya revitalisai pasar-pasar rakyat di negeri ini.
Selain itu Anugerah Pancawara juga diberikan kepada pengelola pasar yang dinilai berhasil memelihara nilai-nilai Pasar Sejahtera (Sehat, Hijau, Bersih dan Terawat) dalam pengelolaannya.
Semoga penerima penghargan ini dapat menjadi inspirasi dalam pengelolaan pasar rakyat yang ber-Standar Nasional Indonesia (SNI), kata Restu
Terus terang aja, saya sendiri sebagai blogger Anugerah Pancawara ini merupakan istilah yang asing bagi saya. Setelah mendengarkan, mengikuti dan menyimak acara yang sedang berlangsung ini, barulah saya mengetahui bahwa acara Anugerah Pancawara ini, merupakan ajang penghargaan bagi pengelola pasar tradisional atau Pasar Rakyat. Subhanallah…
Acara ini sebelum ditutup, para tamu undangan diberikan alat musik angklung. Saya sendiri agak kaku memainkannya karena saya baru kali kedua ini memainkan angklung, untungnya ada wanita cantik yang di atas panggung utama yang memberikan petunjuk, sampai akhirnya saya bisa memainkannya.
Wah lumayan asyik memainkan angklung. Orang Makassar belajar musik tradisional Sunda hehe…
Eh…begitu selesai main, saya mengembalikan angklung tersebut kepada yang membagikan tadi, tapi katanya dibawa aja pulang bu. Alhamdulillah boleh tuh buat pajangan.
Wah…ternyata dengan kehadiran saya di acara ini sebagai blogger, berarti menambah wawasan dan ilmu pengetahuan saya di bidang perdagangan. Alhamdulillah luar biasa. Nah..inilah reportase saya sebagai blogger, semoga bermanfaat
Salam:
Bunda Sitti Rabiah).