Liputan

Nuklir Untuk Kedamaian & Kesejahteraan Masyarakat

Pakaian anti radiasi
Pakaian anti radiasi
Ditulis oleh Bu Guru Siti

Selasa dan Rabu, 25-26 September 2018 yang lalu, saya bersama teman-teman blogger, vlogger dan wartawan media menghadiri undangan acara “Media Gathering Bersama BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)” di Ballroom Hotel Harris Vertu Jakarta. Esok harinya dilanjutkan dengan berkunjung ke Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Setelah saya membaca Buletin BAPETEN yang dibagi-bagi bersalam godibag pada setiap tamu undangan, barulah saya mengerti apa itu BAPETEN. Wah…rasanya ngeri-ngeri sedap juga membacanya.

Walaupun sudah membaca buletinnya, saya sendiri masih penasaran dengan BAPETEN itu apa sih sebenarnya? Dan orang-orang yang bekerja di sini itu seperti apa ya? Rasa kepo’ saya sudah mulai timbul dan rasa penasaran semakin memuncak.

Rupanya BAPETEN itu adalah singkatan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. BAPETEN ini di bawah naungan Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan. Wah…keren saya baru sadar dan baru tahu, kalau saya sekarang ini berada di zona atau wilayah yang berkaitan dengan radiasi, berkaitan dengan radioaktif.

Suasana media gathering bersama Bapeten di hotel Harris Jakarta

Suasana media gathering bersama Bapeten di hotel Harris Jakarta

BAPETEN mengundang para awak media dan para blogger dan vlogger, untuk mengadakan lomba menulis, baik di media maupun di blog dan vlog masing-masing. Tujuan lomba menulis ini adalah memperkenalkan ke masyarakat luas tentang manfaat nuklir dan sekaligus menghapus stigma negatif masyarakat terhadap teknologi nuklir.

Sejak pukul 09.00 WIB saya dan para tamu undangan berada di Hotel Harris. Kami para tamu dihari pertama ini, dijamu kopi dan teh serta makanan ringan terlebih dahulu, lalu kami dipersilahkan untuk masuk ke aula yang sudah disediakan.

Sebelum menuju ke gedung BAPETEN, kami diberikan penjelasan terlebih dahulu oleh ibu Retno Agustyah staf bagian humas dan bapak Abdul Qohhar Kepala Bagian Humas dan Protokol di kantor BAPETEN ini.

Ibu Retno menjelaskan terlebih dahulu apa itu BAPETEN, apa saja yang dikerjakan di sana. Ternyata BAPETEN itu adalah badan yang senantiasa mengawasi instansi atau kantor-kantor, rumah sakit dan lain-lain yang memakai alat dan tenaga nuklir.

dok pribadi

dok pribadi

Mengapa Nuklir Harus Diawasi Pemanfaatannya?

BAPETEN sebagai Badan Pengawas tugasnya sangat berat, karena secara otomatis memastikan keselamatan, keamanan dan kedamaian pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia.

Ibu Retno juga mengatakan, nuklir itu perlu diawasi untuk menjamin keselamatan para pekerja nuklir sendiri, untuk keselamatan lingkungan hidup dan untuk keselamatan kita semua.

Abdul Qohhar menambahkan, nuklir itu harus diawasi pemanfaatannya, jangan sampai jatuh kepada orang yang tidak bertanggung jawab, lalu menyalahgunakan tenaga nuklir ini. Hingga saat ini Bapeten sudah menerbitkan sebanyak 4.698 ijin. Di antaranya rumah sakit, klinik dan lain-lain, baik kesehatan maupun industri.

Pak Qohhar mengatakan bom atom yang jatuh di negara Jepang di Hiroshima dan Nagasaki, itu tidak lain adalah bom nuklir yang disalah gunakan. Padahal nuklir itu, banyak manfaatnya dibanding mudhoratnya, itu kata beliau.

Dalam penjelasan ini, ada yang bertanya kepada Pak Qohhar, kalau memang nuklir ini berbahaya, kenapa masih juga dipergunakan?

Pak Qohhar menjawab dengan mengibaratkan, pernah tidak naik pesawat? Bahaya tidak kalau naik pesawat? Jawabnya, iya berbahaya. Terus mengapa kalau sudah tahu naik pesawat itu berbahaya, tapi kenapa masih juga memakai pesawat? Nah itu jawaban beliau, wah…luar biasa jawabannya.

Terkait dengan pemanfaatan tenaga nuklir, berdasarkan UU. No. 10 Thn 2014 bahwa “Pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia diperbolehkan untuk tujuan damai dan untuk kesejahteraan masyarakat”. Nuklir dapat bermanfaat jika dikelola dengan baik.

Nuklir bahaya, tapi tetap dipakai karena manfaatnya sangat besar, seperti di bidang kesehatan, untuk rontgen, rontgen gigi, CT. Scan, pengobatan kanker (radioterapi) dan lain-lain, tapi tentunya tetap dalam pengawasan BAPETEN.

dok pribadi

dok pribadi

Menghapus Stigma Nuklir Adalah Bom

Kita sekarang ini tidak usah terlalu kwatir tentang teknologi nuklir atau zat radioaktif yang selama ini masyarakat menganggap itu bom. Mengapa? Karena sudah ada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang juga kerjasama dengan POLRI, Gegana Brimob, SABHARA, TNI Angkatan Darat, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Intelijen Strategis, dan Markas Besar TNI (Mabes TNI).

Teknologi nuklir juga biasa digunakan dalam berbagai bidang, seperti: Medis, Farmasi, industri, pertambangan minyak dan gas serta peralatan untuk mendeteksi penyelundupan narkotika dan zat radioaktif di bandara dan pelabuhan.

Penggunaan tenaga nuklir juga berfungsi mematikan kuman dan bakteri, yang biasa digunakan adalah x-ray dan gamma ray untuk produk pangan. Penerapan melalui produk pangan seperti makanan khas nusantara yang akan diekspor, seperti: pengawetan rendang, gudeg, dan sayur mayur lainnya.

Makanan ini tidak akan busuk dalam waktu yang lama, misalnya 6-12 bulan, dan ini tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Usai diberikan pengarahan dan makan siang, para tamu undangan diajak ke gedung BAPETEN yang jaraknya tidak jauh dari Hotel Harris, hanya menyebrang jalan.

Di gedung ini kami diajak masuk ke ruang Subdit Kesiapsiagaan Nuklir. Di sinilah Pak Qohhar membagi kami para tamu menjadi dua kelompok, agar tidak berdesak-desakan masuk ke setiap ruangan.

Ruangan yang paling pertama yaitu ruang Radiator Portal Monitor (RPM). Di sini terdapat 9 layar televisi yang mengawasi lokasi penting dan skala luas seperti di Istana Negara, Batan, dan Puspitek di Serpong, Bandung dan Jogya.

Kadar radiasi ini ditampilkan di sejumlah layar monitor secara real time. Dari pemantauan melalui layar inilah, kemudian dibahas seara khusus untuk mengambil tindakan.

Keluar dari ruang RPM, lalu kami masuk ke ruang penyimpanan alat. Pertama diperlihatkan TLD yang tergantung di dalam dinding kaca, seperti bentuknya name tag, dan yang sering memakai adalah mereka yang level Inspektur, ini sesuai penjelasan dari Pak Nurman Rahmadi.

Ada juga ransel, yang isinya berbagai macam alat untuk dipakai ketika pegawai menyamar untuk memastikan adanya radiasi nuklir yang membahayakan orang banyak. Ada juga baju yang berwarna putih. Baju ini dipakai agar radiasi tidak terkontaminasi dan menempel di kulit. Ini sesuai dengan penjelasan pak Nurman.

Nah…alat yang terakhir diperlihatkan oleh Pak Nurman yaitu, alat yang bentuknya seperti radio dan akan berbunyi jika ada radiasi. Alat ini dinamakan Neutron Search Detector (NSD) dan berbunyi jika terdeteksi ada radiasi yang berbahaya.

dok pribadi

dok pribadi

Berkunjung Ke BATAN Serpong

Di hari kedua, kami para tamu undangan berkunjung ke Serpong. Tepatnya ke lokasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Ini termasuk zona radiasi tinggi terbesar di Asia dan nomor 3 di dunia. Area ini seluas 5 hektar yang terdiri dari pemukiman para pekerja dan perkantoran serta laboratorium. Sementara 30 hektar termasuk zona radiasi tinggi dan radiasi sedang. Berdiri sudah 31 tahun.

Kedatangan kami disambut dengan sangat sopan dan sangat akrab, sehingga kami para awak media dan para blogger dan vlogger sangat nyaman.

Kami dipesilahkan masuk ke ruang aula. Di sini kami diberikan penjelasan tentang sejarah berdirinya BATAN dan fungsinya sebagai tempat riset nuklir, oleh Pak Dwi Suparijanto sebagai Kepala Sub Pengelola Kawasan Serpong.

Pak Dwi mengatakan bahwa, di Serpong ini ada 9 fasilitas penelitian. Reaktor, bahan bakar, bahan limbah, limbah radioaktif semuanya ditampung di sini, tutur Pak Dwi.

Bapak Awwaluddin dan Bapak Agung Satriyo dari Pusat Reaktor Serba Guna BATAN, juga memberikan tambahan penjelasan. Menurut sejarahnya, tahun 1965 itu sudah ada yang namanya Reaktor Triga, tahun 1979 ada Reaktor Kartini dan tahun 1978 ada Reaktor G.A Siwabessy.

Pak Awwaluddin juga mengatakan bahwa radiasi untuk pengawetan makanan. Radiasi juga digunakan untuk melumpuhkan bakteri patogen dan mikroba penyebab menurunnya kualitas makanan. Radiasi dipakai sesuai dosisnya, radiasi digunakan untuk menghambat pertunasan, menunda pematangan, dekontaminasi mikroba dan perpanjangan masa depan.

Nah…setelah semua penjelasan sudah diberikan, dan saatnya kita berkunjung ke Gedung Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy yang namanya diambil dari nama tokoh yang membangun BATAN di era Bung Karno.

Selama berada di dalam gedung reaktor ini, kami memakai baju dan alas kaki anti radiasi dan bukan hanya itu saja, tapi kita dilarang membawa satupun alat seperti hp, kamera, catatan dan lain-lain. Wah…benar-benar sangat steril.

Kunjungan akhir dari acara ini adalah ke Gedung Balai Iradiasi BATAN, yang letaknya tidak jauh dari gedung reaktor dan di sinilah kami semua dijamu makan siang dan rehat.

Wah…dari kunjungan inilah saya melihat langsung bagaimana besar manfaat nuklir itu terhadap manusia, dan tidak perlu lagi ada ketakutan jika menyebut nama nuklir.

Yuk…kita memberitahukan teman-teman, saudara dan orang-orang terdekat kita, tentang manfaat dari nuklir setelah membaca reportase dari tulisan saya ini.

Tentang Penulis

Bu Guru Siti

Seorang ibu, juga seorang guru yang berusaha semaksimal mungkin mendedikasikan diri untuk mendidik putera-puteri Indonesia sepenuh hati dan menjaga sepenuh jiwa.

Berikan sebuah komentar