Hari ibu diperingati setiap 22 Desember untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, sekaligus mengenang semangat dan perjuangannya dalam upaya perbaikan kualitas bangsa.
Para ibu diharapkan agar menjadi perempuan tangguh, mandiri, kreatif dan dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang membanggakan.
VIVA Networks bekerja sama dengan Kementerian Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia, kemudian menggelar acara di Hotel Millenium di Jakarta, pada hari Selasa, 3 Desember 2019.
Mengangkat tema “VIVATALK, PEREMPUAN BERDAYA, INDONESIA MAJU, PEREMPUAN DI ERA DIGITAL”.
Henky Hendranatha, Chief Operation Officer PT Viva Media Baru mengatakan, kaum perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan bangsa, karena perempuan adalah pendidik pertama dalam keluarga.
Perempuan itu seharusnya memiliki keterampilan yang lebih baik, untuk dirinya, keluarga dan negaranya, kata Henky.
Henky menambahkan bahwa saatnya sekarang kita menyiapkan platform yang khusus bagi perempuan-perempuan yang tangguh seperti saat ini.
Indra Gunawan, Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia, mengatakan bahwa VIVAtalkshow ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Ibu 22 Desember 2019.
Olehnya itu acaranya diberi tema” VIVATALK, PEREMPUAN BERDAYA INDONESIA MAJU, PEREMPUAN DI ERA DIGITAL”.
Indra mengatakan banyak issue-issue perempuan yang tertinggal, juga masih tingginya kematian ibu-ibu karena kanker dan lain-lain.
Secara makro perempuan saat ini, memiliki peran yang sangat penting dalam bidang usaha digital. Perempuan seharusnya dimanfaatkan dengan baik.
Indra manambahkan, banyak ibu-ibu starting yang artinya masalah anak terjadi dan dimulai dari dalam kandungan, dan mengalami gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang, dalam waktunyang cukup lama. Hal ini terjadi karena asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Eko Bambang Sudiantoro, Chief of Reserarch at PolMark dan Aliansi Laki-laki Baru mengakui,k perempuan dan laki-laki itu berbeda dan tidak bisa ditukar. Kodrat perempuan seperti menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui itu tidak mungkin dimiliki oleh laki-laki, sedangkan kodrat laki-laki itu membuahi (memiliki sperma).
Dalam rumah tangga, urusan anak seharusnya menjadi kewajiban bersama dalam segala aspek, utamanya dalam hal pelayanan kesehatan, ekonomi, pendidikan, perlindungannhukum dan lain-lain.
Perempuan yang berdaya, mampu menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya.
Dr. Sri Danti Anwar, pakar Gender mengatakan bahwa saat ini laki-laki sudah mulai terlihat mengantar anaknya ke sekolah dan belanja, dan perempuan berkarir bahkan terkadang lebih tinggi dari laki-laki.
Diskriminasi terkadang masih terjadi dimana-mana dan dampaknya ke perempuan.
Untuk mencapai kesetaraan gender, memang membutuhkan komitmen, terkadang jika melihat seorang perempuan berkarir, saat itu juga timbul pertanyaan, siapa yang ngasuh anaknya.
Terkadang Egonlaki-laki tinggi, melarang istri untuk berdaya dan berkarir.
Sementara itu Diajeng Lestari, Founder HIJUP mengatakan, seperempuan bisa berdaya kelak dan dapat mempengaruhi orang lain. Indonesia saat ini menempati posisi ke-3 sebagai pasar konsumsi.
Peringkat ke-3 ini belum membanggakan karena Indonesia masih menjadi konsumen.
Saatnya sekarang kita dukung perempuan-perempuan berdaya untuk Indonesia maju.
Salam,
Bunda Sitti Rabiah.